Formulasi dan Evaluasi Sediaan Nanomouthwash Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val.) Sebagai Pengobatan Sariawan
Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi dan mengevaluasi sediaan nanomouthwash yang mengandung ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) untuk pengobatan sariawan. Kunyit dipilih karena kandungan kurkumin yang memiliki aktivitas antiinflamasi dan antimikroba. Ekstraksi rimpang kunyit dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%, kemudian dievaporasi menggunakan rotary evaporator.
Formulasi nanomouthwash dilakukan dengan teknik nanopartikel untuk meningkatkan bioavailabilitas dan stabilitas ekstrak kunyit. Evaluasi sediaan meliputi uji stabilitas fisik, uji ukuran partikel, uji pH, dan uji efektivitas antimikroba terhadap bakteri penyebab sariawan seperti Streptococcus mutans dan Candida albicans.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan nanomouthwash ekstrak rimpang kunyit memiliki stabilitas fisik yang baik selama penyimpanan. Ukuran partikel nanopartikel yang terbentuk berkisar antara 100-200 nm, yang sesuai untuk aplikasi topikal dalam rongga mulut. Uji pH menunjukkan bahwa sediaan nanomouthwash memiliki pH yang sesuai untuk penggunaan oral, yaitu berkisar antara 5,5 hingga 6,5.
Uji efektivitas antimikroba menunjukkan bahwa sediaan nanomouthwash ekstrak kunyit efektif menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans dan Candida albicans. Zona hambat yang terbentuk menunjukkan bahwa nanomouthwash memiliki potensi sebagai pengobatan alternatif untuk sariawan.
Diskusi
Diskusi hasil penelitian ini menyoroti potensi ekstrak kunyit sebagai bahan aktif dalam sediaan nanomouthwash untuk pengobatan sariawan. Teknik nanopartikel meningkatkan bioavailabilitas dan stabilitas ekstrak kunyit, sehingga efektivitas antimikroba dan antiinflamasinya dapat dimaksimalkan. Sediaan nanomouthwash ini menawarkan alternatif alami yang potensial untuk pengobatan sariawan dibandingkan dengan produk komersial yang mengandung bahan kimia sintetis.
Penelitian ini juga menunjukkan pentingnya optimasi formulasi untuk mencapai stabilitas dan efektivitas yang optimal. Faktor-faktor seperti konsentrasi ekstrak, jenis bahan pembawa, dan metode pembuatan nanopartikel perlu diperhatikan untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi.
Implikasi Farmasi
Implikasi farmasi dari penelitian ini sangat relevan dalam pengembangan produk perawatan mulut berbasis bahan alam. Farmasis dapat berperan dalam penelitian dan pengembangan sediaan nanomouthwash yang memanfaatkan ekstrak kunyit sebagai bahan aktif. Pengembangan produk ini dapat berupa nanomouthwash yang digunakan untuk pengobatan sariawan dan kondisi lain dalam rongga mulut yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur.
Selain itu, farmasis juga dapat berperan dalam edukasi kepada konsumen mengenai manfaat produk perawatan mulut berbasis bahan alam dan mendorong penggunaan produk-produk yang lebih aman dan ramah lingkungan.
Kesimpulan
Penelitian ini menyimpulkan bahwa ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) dapat diformulasi menjadi sediaan nanomouthwash yang stabil dan efektif untuk pengobatan sariawan. Sediaan nanomouthwash yang dihasilkan memiliki ukuran partikel yang sesuai, pH yang aman untuk penggunaan oral, dan aktivitas antimikroba yang signifikan terhadap Streptococcus mutans dan Candida albicans.
Kesimpulan ini menunjukkan potensi besar kunyit sebagai bahan aktif dalam produk perawatan mulut. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menguji keamanan dan efektivitas jangka panjang dari sediaan ini, serta untuk mengeksplorasi kemungkinan penggunaan bahan alam lainnya dalam formulasi produk perawatan mulut.
Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, direkomendasikan agar dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengoptimalkan metode ekstraksi dan formulasi sediaan nanomouthwash ekstrak kunyit. Uji klinis juga diperlukan untuk memastikan keamanan dan efektivitas sediaan ini pada manusia.
Selain itu, farmasis dan peneliti di bidang perawatan mulut alami diharapkan dapat terus mengembangkan dan mempromosikan produk perawatan mulut berbasis bahan alam yang aman dan efektif. Penggunaan bahan alam seperti kunyit dapat menjadi bagian penting dalam strategi pengelolaan kesehatan mulut yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.